Dieng merupakan daerah yang cukup populer di Indonesia, memiliki iklim cuaca yang masbodoh dan panorama alam yang cantik membuat siapapun kagum dibuatnya. Sering disebut juga dengan "Negeri Di atas Awan", daratan tinggi Dieng memang memiliki alam yang sangat kaya, terbukti dengan aneka macam jenis sayur mayur bisa tumbuh subur di tanahnya.
Selain memiliki potensi alam yang baik, ternyata Dieng juga memiliki keunikan lain yaitu wacana sebuah misteri belum dewasa asli Dieng yang memiliki rambut gimbal. Berbeda halnya dengan penyanyi genre Reggae yang identik dengan rambut gimbalnya, dimana pada umumnya rambut dibiarkan memanjang lalu disulam, sehingga memiliki bentuk gimbal yang bulat. Namun khusus anak gimbal Dieng mereka memiliki referensi rambut yang berbeda, dimana rambut pada anak ini memiliki bentuk yang tak beraturan dan saling menempel satu sama lain dimulai pribadi dari kulit kepala hingga ujung rambut. Masyarakat Dieng biasanya menyebut anak unik ini dengan "Anak Gembel". Keunikan inilah yang membuat nama Dieng Plateau cukup populer di Indonesia, bahkan di kanca internasional. Dimana nama Dieng dimasukkan sebagai salah satu daerah/desa/perkampungan yang memiliki gaya rambut yang unik selain Africa. Sehingga tak heran jikalau banyak turis mancanegara yang datang berkunjung ke tempat ini.
Penasaran akan potensi alam dan kisah para anak gimbal tersebut, maka saya memutuskan untuk berangkat pribadi dari Jakarta untuk menuju tempat Dieng, Wonosobo. Dimana saya mencoba mengunjungi banyak tempat di Dieng, demi ingin bertemu pribadi dengan belum dewasa tersebut. Kamu dapat simak secara detail wacana pengalaman ini dalam konten artikel dibawah ini.
Pada siang hari ini saya akan mengulas secara detail perihal obyek wisata Dieng atau Berkunjung ke Dieng Plateau demi si anak gimbal. Semoga segala informasinya dapat diterima dan membantu bagi kau atau para pembaca budiman lainnya.
Pendakian Gunung Prau. Pendakian gunung saya lakukan dengan asumsi awal tolong-menolong belum dewasa gimbal tersebut berlokasi disebuah area perkampungan di gunung. Namun ternyata saya salah, tak kami dapati satu perkampungan ataupun anak gimbal di puncak gunung Prau. Perjalanan pun saya lanjutkan dengan turun gunung melalui jalur Dieng. Tiba di kawasan wisata Dieng, tujuan pertama ialah mendatangi sentra informasi tempat wisata di Dieng semoga menerima informasi guna sebagai pegangan dalam petualangan kali ini. Berdasarkan informasi yang didapat dari pengurus tempat tersebut, menandakan tolong-menolong belum dewasa gimbal biasanya tersebar di seluruh perkampungan yang ada di Dieng. Bingung harus dimulai mencari dimana, saya pun berjalan tanpa arah ke setiap perkampungan yang ada. Namun sayang, hasil nihil saya dapatkan. Meskipun dari informasinya yang menyebutkan tolong-menolong banyak anak gimbal yang tersebar di perkampungan, nyatanya cukup sulit menemukannya. Setelah menentukan destinasi tujuan perjalanan, maka saya memutuskan untuk datang mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Dieng Plateu dengan keinginan dapat bertemu dengan salah satu anak gimbal. Berikut uraiannya,
Candi Arjuna merupakan sebuah lokasi tempat untuk sebuah ritual etika bilamana ingin memotong rambut gimbal yang ada pada belum dewasa gimbal. Dikarenakan mengingat banyaknya jumlah anak Dieng yang berambut gimbal, maka pemerintah setempat berinisiatif untuk mengemas ritual tersebut dalam Dieng Culture Festival guna meningkatkan pariwisata Dieng. Dieng Culture Festival umumnya perhelatannya digelar sekali dalam satu tahun, biasanya di lakukan setiap bulan Agustus. Sebelum upacara dimulai biasanya akan diadakan sesembahan dan juga tari-tarian ibarat Tari Rampak, Tari Yakso dan Tari Warog. Namun dikarenakan saya datang bukan bertepatan dengan program wisata budaya Dieng ini, maka keadaan candi tersebutpun sepi akan pengunjung.
Setelah mendatangi beberapa lokasi wisata Dieng Plateau yang ada, saya masih tak bisa menemukan seoang anak gimbal pun. Rasa pasrah dan lelah menghampiri badan ini, dengan kecewa saya berjalan kearah pos pendakian Patak Banteng, yang sebelumnya menjadi titik start saya untuk mendaki Gunung Prau. Duduk melamun ditepi jalan seraya mencoba mengisi perut dengan makanan khas Dieng yaitu Mie Ongklok dan menunggu angkutan elf, saya malah dikejutkan dengan seorang anak laki-laki berumur sekitar 12 Tahun menyebrang jalan dengan rambut gimbal panjang.
Berteriak dan pribadi mengejar itu ialah respon pertama yang saya lakukan. Ternyata anak tersebut tinggal tak jauh di sebrang pos Patak Banteng. Memiliki nama "Alfarizi", seorang anak laki-laki berparas manis dan lugu. Ternyata ia ialah sosok yang sering saya lihat dibeberapa program stasiun tv swasta. Dalam penuturannya ia mengaku memang beberapa kali diundang dalam program talkshow yang dibintangi oleh pesulap Indonesia ataupun yang dibintangi oleh komedian terkenal Indonesia yang identik dengan kumis ala ikan lele. Menurut pengakuannya terdapat pula beberapa selebriti yang sempat datang berkunjung kerumahnya. Tak heran jikalau ia menjadi icon anak Gimbal Dieng yang telah cukup terkenal. Berfoto dan berbincang dengan Alfarizi tak kami sia-siakan. Dengan ramah, bocah kecil tersebut menunjukkan untuk makan dan beristirahat di kediamannya. Kembali terkejut saya, dikala ia memperkenalkan adik perempuannya yang juga memiliki rambut gimbal. Ia bercerita bahwa, rambut gimbal yang ia miliki berawal dikala ia sakit demam tinggi dikala berumur 5 Tahun. Anak periang dan aktif tersebut pun, memperkenalkan kakeknya yang juga ikut bercerita wacana asal seruan sejarah anak gimbal Dieng. Bercerita, bercanda dan makan bersama mencairkan suasana siang kami. Alfarizi pun bercerita bahwa ia mempunyai sebuah group Band yang telah mengeluarkan sebuah single yang dapat dilihat dalam youtube. Membeli oleh-oleh khas Dieng yaitu carica yang dijual oleh ibu dari Alfarizi tak lupa sebagai oleh-oleh untuk keluarga dirumah. Merasa senang dan puas dapat bertemu pribadi dengan anak gimbal Dieng, serta menerima sumber informasi yang terpercaya perihal sejarah Dieng Plateau. Mengingat segala potensi yang terdapat di Dieng Plateau, tak mengherankan jikalau menimbulkan daerah ini sebagai tempat wisata di Jawa Tengah terbaik.
*Fakta yang tak banyak diketahui orang wacana Dieng Plateau
Demikianlah ulasan saya kali ini perihal obyek wisata Dieng atau berkunjung ke Dieng Plateau demi si Anak Gimbal. Semoga informasinya dapat dijadikan sumber referensi bagi kau ataupun para pemmbaca budimana dimana pun anda berada. |